- BAZNAS Bali dan Komunitas Kemanusiaan Bantu Tangani Jenazah Telantar
- Kemenag NTB Luncurkan Wakaf Berbasis QRIS
- Rumah Zakat Ikut Meriahkan Hari Kesiapsiagaan Bencana 2025
- LAZISNU Pati Bantu Korban Puting Beliung
- LAZISNU Sidoarjo Kembali Distribusikan Bantuan Modal UMKM
- Lazismu dan PAS Band Kampanye Berbagi via Gathering Camp
- Lazismu Salurkan Bantuan via Program Save Our School
- Filantropi Energi untuk Musibah Mati Listrik Global
- Solidaritas Umat dan Diplomasi Kemanusiaan BAZNAS dalam Tragedi Gempa Myanmar
- Dai Ambasador Dompet Dhuafa, Dakwah hingga Mancanegara
BAZNAS RI Ajak Generasi Milenial Tingkatkan Literasi Zakat

Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) RI mengajak masyarakat Muslim di Indonesia untuk meningkatkan literasi zakat guna memperkuat pemahaman serta kesadaran akan pentingnya zakat sebagai wujud kepedulian terhadap sesama.
Berdasarkan survei yang dilakukan BAZNAS RI, Indeks Literasi Zakat (ILZ) terhadap 1.300 responden dari kalangan generasi milenial dan generasi Z di Indonesia tercatat pada skor 74,84 poin, yang tergolong dalam kategori menengah atau moderat.
Hal ini disampaikan oleh Pimpinan BAZNAS RI Bidang Perencanaan, Kajian, dan Pengembangan, Prof. (HC) Dr. Zainulbahar Noor, SE, Mec., dalam acara Publik Expose bertema Indeks Literasi Zakat yang digelar secara daring melalui kanal YouTube BAZNAS TV beberapa waktu lalu. Turut hadir dalam acara tersebut, Direktur Kajian dan Pengembangan ZIS-DSKL BAZNAS RI Muhammad Hasbi Zaenal, Ph.D, serta Kepala Divisi Inovasi dan Program Kreatif Abdul Aziz Yahya Saoqi, M.Sc.
Baca Lainnya :
Prof. (HC) Dr. Zainulbahar Noor, SE, Mec., menekankan bahwa peningkatan literasi zakat sangat berpengaruh terhadap kesadaran masyarakat dalam menunaikan zakat, yang pada akhirnya berdampak pada jumlah dana zakat yang terkumpul.
“Apabila literasi zakat tidak dikembangkan sedemikian rupa dan pengetahuan tentang perzakatan tidak dikaitkan dengan pertumbuhan ekonomi, maka bantuan bagi mereka yang fakir miskin serta enam asnaf lainnya tidak akan menjadi pengetahuan publik. Akibatnya, kita tidak akan dapat melaksanakan amanah Allah SWT untuk membayar zakat bagi umat Islam,” ujar Zainulbahar.
Ia menambahkan bahwa literasi zakat perlu terus digaungkan, sebagaimana yang menjadi fokus utama acara Publik Expose. Instrumen literasi zakat ini menjadi dasar bagi pemahaman, kesadaran, dan perilaku masyarakat dalam menunaikan zakat.
“Hasilnya bukan hanya mencerminkan sejauh mana literasi zakat berkembang di masyarakat, tetapi juga menunjukkan efektivitas program-program zakat yang telah dijalankan,” katanya.
Zainulbahar juga menegaskan bahwa BAZNAS adalah lembaga yang diberi mandat oleh Undang-Undang untuk mengkoordinasikan, mengumpulkan, serta menerima zakat dari umat Islam. Berdasarkan kajian dan pengembangan, potensi zakat di Indonesia mencapai Rp327 triliun.
“Ini sangat penting, karena saat ini kita baru mampu mengumpulkan sekitar 10 hingga 15 persen dari potensi tersebut. Padahal, dana zakat yang terkumpul dapat memberikan kesempatan kepada delapan asnaf lainnya untuk hidup dalam kondisi yang lebih layak,” jelasnya.
Sementara itu, Direktur Kajian dan Pengembangan ZIS-DSKL BAZNAS RI Muhammad Hasbi Zaenal, Ph.D, menambahkan bahwa tingkat literasi zakat di kalangan generasi milenial dan generasi Z masih tergolong rendah. Oleh karena itu, peningkatan literasi zakat menjadi tugas bersama yang harus segera diwujudkan.
“Tentu ini menjadi PR kita bersama, baik BAZNAS Pusat, BAZNAS Provinsi, maupun BAZNAS Kabupaten dan Kota di seluruh Indonesia. Regulasi terkait perzakatan yang telah tertuang dalam Undang-Undang perlu terus disosialisasikan agar kita dapat bersama-sama memaksimalkan potensi zakat yang ada,” tutupnya.
Kontributor: Fatea
Sumber: www.baznas.go.id