Cahaya Maulid di Kampung Nelayan
Khesya Putri Pratama Dhaviea

By Revolusioner 22 Sep 2025, 13:44:30 WIB Cerpen
Cahaya Maulid di Kampung Nelayan

Keterangan Gambar : Foto: Asisten AI


Malam itu, kampung nelayan di pesisir utara mulai ramai. Lampu-lampu minyak bergelantungan di sepanjang jalan menuju masjid kecil yang akan digunakan untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW. Anak-anak berlarian sambil membawa obor bambu, sementara ibu-ibu menyiapkan tumpeng dan kue tradisional untuk dibagikan setelah acara.

Pak Hasan, nelayan tua yang sudah lama menggantungkan hidupnya pada laut, duduk di beranda rumah. Matanya berkaca-kaca. Ia ingin sekali ikut membawa sedekah ke masjid, namun penghasilannya yang pas-pasan seringkali hanya cukup untuk membeli beras dan kebutuhan sehari-hari.

Di tengah kerisauannya, datanglah kabar gembira. Pagi itu, beberapa relawan dari BAZNAS mendatangi kampung mereka. Mereka membawa paket bantuan pangan, beasiswa untuk anak-anak nelayan, dan modal usaha bagi ibu-ibu yang ingin membuka warung kecil.

Baca Lainnya :

“Ini adalah wujud kepedulian dari umat Islam yang menyalurkan zakat, infak, dan sedekahnya melalui BAZNAS. Semoga bisa meringankan beban bapak dan ibu sekalian,” ujar salah seorang relawan dengan senyum hangat.

Pak Hasan terharu. Ia menerima satu paket sembako, dan yang lebih mengejutkan, cucunya Aisyah terpilih sebagai penerima beasiswa.

Malamnya, saat Maulid Nabi diperingati di masjid, suara shalawat bergema. Pak Hasan merasa hatinya penuh cahaya. Ia teringat bagaimana Rasulullah SAW adalah teladan dalam berbagi, terutama kepada fakir miskin, anak yatim, dan mereka yang lemah.

“Beginilah seharusnya kita memperingati Maulid,” pikirnya. “Bukan hanya dengan perayaan, tetapi juga dengan meneladani akhlak Rasulullah: peduli kepada sesama.”

Ketika acara selesai, Pak Hasan berdiri dan berkata lirih kepada jamaah, “Hari ini saya belajar sesuatu. Rasulullah mengajarkan cinta bukan hanya lewat kata, tetapi juga lewat tindakan nyata. Dan saya melihat cahayanya dalam gerakan filantropi Islam yang BAZNAS lakukan.”

Malam itu, kampung nelayan tak hanya diterangi lampu minyak dan obor bambu, tapi juga oleh cahaya kasih sayang yang lahir dari semangat Maulid Nabi cahaya yang hidup dalam berbagi dan peduli kepada sesama.




Write a Facebook Comment

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

View all comments

Write a comment