- Baznas Lombok Timur Apresiasi Para Muzaki
- Sultan Deli XIV Jadi Duta Zakat dan Wakaf
- Korporasi Pro Israel Tebar Pesona CSR untuk Palestina
- Bela Palestina Bergemuruh di Negara NATO
- Bank Aceh Berzakat ke Baitul Mal Abdya Rp 500 Juta
- Potensi Zakat Kaltim Rp6 T, Baru Terhimpun Rp20 M
- Potensi Zakat Profesi ASN Lumajang Rp10 M per Tahun
- UIN Datokarama Manfaatkan Zakat untuk Beasiswa Cemerlang
- Indahnya Sabar
- Baznas Salurkan Program Z-Auto di Kulonprogo
Cahaya Maulid di Kampung Nelayan
Khesya Putri Pratama Dhaviea

Keterangan Gambar : Foto: Asisten AI
Malam itu, kampung nelayan di pesisir utara mulai ramai. Lampu-lampu minyak bergelantungan di sepanjang jalan menuju masjid kecil yang akan digunakan untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW. Anak-anak berlarian sambil membawa obor bambu, sementara ibu-ibu menyiapkan tumpeng dan kue tradisional untuk dibagikan setelah acara.
Pak Hasan, nelayan tua yang sudah lama menggantungkan hidupnya pada laut, duduk di beranda rumah. Matanya berkaca-kaca. Ia ingin sekali ikut membawa sedekah ke masjid, namun penghasilannya yang pas-pasan seringkali hanya cukup untuk membeli beras dan kebutuhan sehari-hari.
Di tengah kerisauannya, datanglah kabar gembira. Pagi itu, beberapa relawan dari BAZNAS mendatangi kampung mereka. Mereka membawa paket bantuan pangan, beasiswa untuk anak-anak nelayan, dan modal usaha bagi ibu-ibu yang ingin membuka warung kecil.
Baca Lainnya :
- Aqeela, Aksara Tanpa Kata0
- Denyut Kemanusiaan dari Detak Jantung Kebajikan0
- Padi untuk Negeri0
- Rezeki yang Terbagi, Hati yang Tersambung0
- Retak yang Berubah Menjadi Cahaya0
“Ini adalah wujud kepedulian dari umat Islam yang menyalurkan zakat, infak, dan sedekahnya melalui BAZNAS. Semoga bisa meringankan beban bapak dan ibu sekalian,” ujar salah seorang relawan dengan senyum hangat.
Pak Hasan terharu. Ia menerima satu paket sembako, dan yang lebih mengejutkan, cucunya Aisyah terpilih sebagai penerima beasiswa.
Malamnya, saat Maulid Nabi diperingati di masjid, suara shalawat bergema. Pak Hasan merasa hatinya penuh cahaya. Ia teringat bagaimana Rasulullah SAW adalah teladan dalam berbagi, terutama kepada fakir miskin, anak yatim, dan mereka yang lemah.
“Beginilah seharusnya kita memperingati Maulid,” pikirnya. “Bukan hanya dengan perayaan, tetapi juga dengan meneladani akhlak Rasulullah: peduli kepada sesama.”
Ketika acara selesai, Pak Hasan berdiri dan berkata lirih kepada jamaah, “Hari ini saya belajar sesuatu. Rasulullah mengajarkan cinta bukan hanya lewat kata, tetapi juga lewat tindakan nyata. Dan saya melihat cahayanya dalam gerakan filantropi Islam yang BAZNAS lakukan.”
Malam itu, kampung nelayan tak hanya diterangi lampu minyak dan obor bambu, tapi juga oleh cahaya kasih sayang yang lahir dari semangat Maulid Nabi cahaya yang hidup dalam berbagi dan peduli kepada sesama.
