Angka-Angka yang Menghidupkan
Khesya Putri Pratama Dhavira

By Revolusioner 22 Sep 2025, 14:10:03 WIB Cerpen
Angka-Angka yang Menghidupkan

Keterangan Gambar : Asisten AI


Di sebuah ruang sederhana di kantor desa, Siti—seorang mahasiswi muda jurusan statistika—duduk menatap layar laptop. Ia sedang menyusun laporan kecil tentang kondisi ekonomi masyarakat di kampung pesisir tempat ia lahir. Hari itu, 26 September, bertepatan dengan Hari Statistik Nasional.

Bagi Siti, angka bukan sekadar deretan data. Di balik setiap grafik dan tabel, ada wajah-wajah manusia, ada cerita tentang harapan dan perjuangan. Itulah sebabnya ia bersemangat mengumpulkan data tentang tingkat kesejahteraan warganya, terutama para nelayan dan pedagang kecil.

Namun Siti juga tahu, data yang ia kumpulkan bukan hanya untuk laporan akademis. Ia pernah belajar bahwa BAZNAS menggunakan data statistik untuk menyusun Indeks Kesejahteraan Berbasis Zakat (IKG). Dengan statistik itu, lembaga bisa menentukan siapa saja yang berhak menerima bantuan, program pemberdayaan, atau beasiswa.

Baca Lainnya :

Beberapa bulan lalu, berkat data yang terhimpun dengan rapi, kampung Siti terpilih sebagai penerima program zakat community development. Nelayan mendapat pelatihan pengelolaan hasil tangkapan, ibu-ibu memperoleh modal usaha kecil, dan anak-anak miskin disekolahkan melalui beasiswa.

Ayah Siti, seorang nelayan tua, dulu sempat murung karena penghasilannya makin berkurang. Namun setelah mendapat dukungan jaring baru dan pembinaan dari program BAZNAS, ia bisa kembali tersenyum. Hasil tangkapan meningkat, bahkan bisa menyekolahkan adik Siti tanpa harus berhutang.

Di Hari Statistik Nasional itu, Siti menulis catatan refleksi di laptopnya:

"Angka bukanlah benda mati. Angka bisa berubah menjadi cahaya, bila dipakai untuk menebar kebaikan. Statistik yang benar dan jujur mampu menjadi jembatan bagi zakat agar sampai kepada yang berhak. Di balik persentase, ada kehidupan yang bisa berubah. Dan di balik data, ada doa yang terkabul."

Sore hari, ia membacakan catatan itu di balai desa, di hadapan para relawan BAZNAS dan warga kampung. Semua terdiam, lalu menitikkan air mata. Hari Statistik Nasional yang biasanya sepi kini menjadi momen penuh makna, karena warga menyadari: ilmu pengetahuan dan filantropi Islam bisa berjalan beriringan, saling melengkapi untuk menghadirkan keadilan sosial.

Di wajah Siti tersungging senyum kecil. Ia yakin, selama data dijaga dengan amanah dan zakat disalurkan dengan tulus, maka angka-angka itu akan terus menghidupkan banyak jiwa.




Write a Facebook Comment

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

View all comments

Write a comment